Sabtu, 11 Januari 2014

BANGUNAN HEMAT ENERGI


PENDAHULUAN

Melakukan penghematan energi adalah salah satu langkah bijak dalam upaya menghindarkan bumi dari kerusakan akibat pemanasan global. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghemat energi, dan salah satunya bisa diawali dari desain rumah sebagai tempat tinggal.
Rumah sebagai pusat aktivitas dan tempat beristirahat selalu menyerap dan menghabiskan energi dalam jumlah tidak sedikit setiap detiknya. Alhasil, kebutuhan listrik dan air bersih akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah rumah dan populasi manusia.

BANGUNAN HEMAT ENERGI

Green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi  yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian  energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang, dengan bentuk usaha  saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa depan.  Perencanaan konstruksi hijau ini menghasilkan  desain  sistem bangunan yang effisien dalam menggunakan  energi, menggunakan material yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dan digunakan kembali serta mendukung konsep efisiensi energi.

Di Indonesia sendiri memiliki standar-standar yang harus ada dalam bangunan hemat energi, yaitu:
1. SNI 6389:2011, Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung.
2. SNI 6390:2011, Konservasi energi tata udara bangunan gedung.
            3. SNI 6197:2011, Konservasi energi pada sistem pencahayaan.
4. SNI 6196:2011, Prosedur audit energi pada bangunan gedung.

BAHAN BANGUNAN HEMAT ENERGI

Mari kita bahas tentang bahan bangunan hemat energi,ada beberapa emang bahan bangunan yang hemat energi,seperti salah satu contohnya, yaitu :
1. Bambu
2. Lampu Bohlam


Mengapa Bambu?




Dalam bangunan, bambu bisa di jadikan berbagai macam fungsi seperti bambu sebagai alternatif tulangan beton. Bambu untuk tulangan beton lebih di khususkan untuk tulangan beton pada plat lantai. Bambu memiliki kuat tarik khususnya pada bagian kulit (luar) cukup tinggi. Namun pemanfaat bambu untuk tulangan beton masih perlu di teliti lebih dalam lagi, mengingat adanya kekurangan yang dimiliki pada bambu. Dapat diterapkan juga untuk kerangka rumah di daerah rawan gempa bumi, pembangunan rumah panggung, konstruksi dinding rangka, maupun atap.Selain untuk menghemat energy, bambu juga dapat menghasilkan oksigen sebesar 35% lebih banyak dari tumbuhan lain.

Mengapa Lampu Bohlam?
banyak yang bertanya pasti "apa ngaruhnya Lampu Bohlam kecil gitu sama hemat energi?" inilah jawabannya :

Lampu CFL atau Compact Fluorescent Light atau lampu neon padat adalah jenis lampu yang menggunakan 3 formulasi fosfor untuk memancarkan cahaya. Ini berbeda dengan cara kerja bohlam yang memanaskan filamen tipis di dalamnya hingga bercahaya. Perbedaan ini menyebabkan lampu CFL bisa menghemat hingga dua pertiga energi yang dihabiskan bohlam biasa, tapi menghasilkan cahaya yang sama terangnya. Kelebihan lainnya, lampu CFL 10 kali lebih awet dan 70% lebih sedikit menghasilkan panas dibandingkan bohlam.


Dalam sebuah rumah atau bangunan, konsumsi listrik  terbesar umumnya berasal dari sektor pencahayaan. Oleh karena itulah penggantian bohlam menjadi CFL akan berefek cukup besar terhadap penghematan energi. Berdasarkan lumen rating (pengukuran cahaya yang dikeluarkan), sebuah lampu bohlam 60 watt cahayanya yang sebanding dengan CFL 15 watt. Jika  mengganti 4-5 lampu bohlam menjadi CFL, hitung saja penghematan yang bisa dilakukan. Tidak hanya menghemat energi, tapi menghemat biaya listrik juga.


 

 Lampu CFL memiliki berbagai ukuran dan bentuk, sehingga menggunakannya untuk berbagai keperluan, baik di dalam maupun di luar ruangan. Nah, jika ingin mengganti bohlam konvensional dengan lampu CFL, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :


- Cek bentuk dan ukuran
Lampu CFL terkadang memiliki ballast (bagian diantara tabung kaca dan ulir) yang berukuran lebih besar dari dudukan bohlam standar. Cek terlebih dahulu untuk menentukan cocok tidaknya dudukan bohlam dengan bagian-bagian lampu CFL.
- Cek kompabilitas dengan dimmer
Jika hendak menggunakan dimmer (saklar pengatur keredupan lampu), pastikan lampu CFL tersebut mendukung. Karena tidak semua lampu CFL bisa berfungsi dengan dimmer. Baca petunjuk pada kemasan untuk memastikan kesesuaiannya.
- Buang CFL dengan benar
Semua lampu dengan fluorescent mengandung sejumlah merkuri, walaupun telah sampai pada batas pakai dan mulai meredup. Merkuri adalah logam berat beracun yang bisa menyebabkan masalah kesehatan jika terhirup atau tertelan dalam waktu yang lama atau jumlah yang besar. Untuk menghindari limbah merkuri, bawa lampu CFL bekas pakai ke fasilitas daur ulang.
Jika kita bisa ikut berkontribusi menghemat energi dengan cara semudah ini, mengapa tidak kita lakukan? Bahkan, jika setiap rumah di seluruh dunia mengganti 1 bohlamnya dengan CFL, penghematan energinya sama dengan ‘menyingkirkan’ 1 juta mobil dari jalanan.


Mari ganti bohlam dengan CFL, mulai dari 1 lampu, mulai dari sekarang.