Prinsip-prinsip ekologi sering berpengaruh terhadap
arsitektur (Batel Dinur, Interweaving Architecture and Ecology – A theoritical
Perspective):
a. Flutuation
Menyatakan bahwa bangunan didisain dan
dirasakan sebagai tempat membedakan budaya dan hubungan proses alami. Bangunan
seharusnya mencerminkan hubungan proses alami yang terjadi di lokasi dan lebih
dari pada itu membiarkan suatu proses dianggap sebagai proses dan bukan sebagai
penyajian dari proses, lebihnya lagi akan berhasil dalam menghubungkan orang-orang
dengan kenyataan pada lokasi tersebut.
b. Stratification
Menyatakan bahwa organisasi bangunan
seharusnya muncul keluar dari interaksi perbedaan bagian-bagian dan
tingkat-tingkat. Semacam organisasi yang membiarkan kompleksitas untuk diatur
secara terpadu.
c. Interdependence (saling ketergantungan)
Menyatakan bahwa hubungan antara
bangunan dengan bagiannya adalah hubungan timbal balik. Peninjau (perancang dan
pemakai) seperti halnya lokasi tidak dapat dipisahkan dari bagian bangunan,
saling ketergantungan antara bangunan dan bagian-bagiannya berkelanjutan
sepanjang umur bangunan.
Eko arsitektur menonjolkan arsitektur
yang berkualitas tinggi meskipun kualitas di bidang arsitektur sulit diukur dan
ditentukan, takada garis batas yang jelas antara arsitektur yang bermutu tinggi
dan arsitektur yang biasa saja. Fenomena yang ada adalah kualitas arsitektur
yang hanya memperhatikan bentuk dan konstruksi gedung dan cenderung kurang
memperhatikan kualitas hidup dan keinginan pemakainya, padahal mereka adalah
tokoh utama yang jelas.
dan juga harus memperhatikan keadaan
lingkungan sekitar, karena lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap
perancangan arsitektur dalam ekologi.
sumber : http://sigitwijionoarchitects.blogspot.com/2012/04/arsitektur-ekologi-eco-architecture.html
nama : demasa
fetalita
kelas/ npm : 2TB03/ 21312818
Tidak ada komentar:
Posting Komentar