KRITIK ARSITEKTUR
TERHADAP BANGUNAN DENGAN KONSEP GREEN BUILDING DENGAN METODE TIPIKAL
Kritik dengan metode
tipikal merupakan menganalisis suatu bangunan dengan standar dari suatu tipe
bangunan yang sudah ada, baik dari struktur, fungsi, maupun bentuknya. Studi
tipe bangunan ini lebih didasarkan pada kualitas, fungsi, dan ekonomi
lingkungan arsitektur yang telah distandarisasi dan terangkum dalam suatu
tipologi.
Bangunan yang dianalisis
adalah sebuah gedung perncakar langit yang memiliki konsep hemat energi.
Bangunan pencakar langit pada zaman sekarang ini haruslah memikirkan konsep
hemat energi dimana meminimalkan penggunaan energi yang tidak dapat
diperbaharui dengan memanfaatkan alam disekitarnya seperti menggunakan energi
angin dan sinar matahari.
OBJEK YANG DIAMATI :
GEDUNG BCA ACADEMY – SINGAPURA
Sebagai penentu skema Green Mark untuk bangunan hijau
Singapura, Building and Construction Academy (BCA) telah memberi contoh
bagaimana sebuah bangunan bisa disebut hijau (green). BCA membangun kembali
gedungnya yang disebut BCA Academy hingga menjadi sebuah kompleks bangunan yang
disebut zero energy building (ZEP) atau bangunan nol energi.
Disebut nol energi karena
bangunan yang dirancang oleh DP Architect itu memproduksi energi untuk
keperluan sehari-hari dengan menggunakan panel tenaga matahari. BCA Academy
juga memanfaatkan kekayaan alam semaksimal mungkin.
Selain menggunakan tenaga
matahari sebagai sumber energi, mereka juga menampung air hujan untuk digunakan
sebagai toilet. Hampir tidak ada sisi gedung yang tidak terkena sinar matahari
sehingga menghemat penggunaan listrik untuk penerangan, terutama di siang hari.
Dibandingkan dengan
gedung-gedung dengan kapasitas serupa, penggunaan energi di BCA Academy jauh
lebih hemat. Berdasarkan tarif listrik 21,69 sen per kwh, bangunan ini berhasil
menghemat pengeluaran hingga 84.000 dollar Singapura per tahun.
Sejumlah fitur menarik dari
bangunan seluas 4.500 meter persegi itu antara lain sistem peneduh yang
ditempatkan secara strategis sehingga bangunan terlindung dari terik matahari,
namun interior bangunan tetap mendapat cahaya alami.
Di negara tropis,
penggunaan energi listrik terbesar adalah untuk air conditioner. Para arsitek
BCA menyiasati tingginya temperatur dengan tanaman rambat yang ditanam secara
vertikal. Ada dua manfaat sekaligus dengan sistem ini, yaitu dinding terlindung
dari paparan langsung sinar matahari sekaligus untuk menurunkan temperatur
dalam ruangan.
Sumber :
https://dhpratiwi08.wordpress.com/2014/11/14/bangunan-hemat-energi/
http://addyarchy07.blogspot.co.id/2012/01/bangunan-hemat-energi-dari-singapura.html
http://amdewi.blogspot.co.id/2014/09/bangunan-hemat-energi.html